TANGISKU UNTUK PRESIDENKU


Dia seperti berjalan sendirian di lautan duri ibu pertiwi. Dia cabuti satu persatu duri duri itu dengan wajah memelas. "Duh Gusti Pangeran Agung…. kuatkan hamba menjalani tanggungjawab ini… biar saja kaki hamba dilukai asal jangan bangsa ini….", bathinnya berkata sesaat setelah sumpah jabatan di aminkan jagat Indonesia Raya tahun 2014 lalu…

Benar saja, duri duri itu dari hari ke hari terus melukai kakinya. Tidak hanya kakinya, tapi juga kaki ibundanya, almarhum ayahnya, istri tercintanya , anak2nya, menantunya, juga cucu kesayangannya.

Dia terus saja berjalan mencabuti duri2 yg kian tajam dan berbahaya, sambil sesekali menenangkan istri dan anak2nya bahwa tanggungjawab ini adalah sebuah kemuliaan hidup yang harus dinikmati sakit dan deritanya…

Rakyat yang mencintainya bisa melihat airmata nya yang menetes disaat beliau meratapi kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan…. di awal kepemimpinannya…

Tak lama kemudian, dia membuat kebijakan luarbiasa untuk mengatasi kebakaran yang setiap tahun melanda dan mengasapi negara tetangga sejak puluhan tahun yang lalu. Dan akhirnya Sumatera dan Kalimantan bisa memproduksi oksigen kembali setelah berpuluh tahun dilanda krisis oksigen.

Namun…. kemana ucapan TERIMAKASIH itu berlabuh? Bahkan suara utk Jokowi di periode ke 2 anjlok. Dari wilayah itu pula semua FITNAH bersarang dan ditembakkan bertubi tubi ke arahnya dengan GANAS….

Entah ada dendam apa mereka, hingga begitu membenci seorang tukang kayu yang ketulusan dan kejujurannya teruji…

Entah ada dosa apa pada mereka, hingga teriakan TAKBIR menjadi senjata yang menyarungi pedang2 FITNAH nya….

Aku hanya bisa membantu dari kejauhan, sambil sesekali menyeka airmataku sendiri yang meleleh karena pilu menatap raut wajah Presidenku yang nampak dipenuhi beban derita namun ditutupinya.

Gelak tawanya yang sering muncul di televisi pun diselimuti kegetiran. Kerja kerasnya membangun negri sekaligus membangunkan jiwa raga bangsa ini agar terpacu bergerak meraih kesejahteraannya masing masing dengan kebijakan2 yang dikemas khusus…. hanya dinilai PENCITRAAN…

"Biar saja".., desahnya suatu hari, sambil menarik berat nafasnya… "Aku sudah berjanji pada ibu pertiwi ini, bahwa darah yang mengucur deras demi menyingkirkan duri duri ini adalah perjuangan yang tak boleh disesali…."

Sejenak aku menghapus airmataku lagi, sebab 5 tahun sudah presidenku dinistakan oleh persekongkolan orang orang busuk. Dan beliau tidak melawan. Kini relawan2 yang pernah mendukungnya pun menghantamnya sama kerasnya dengan musuh2nya…

Sejak minggu lalu aku tidak bisa tidur, sibuk membaca UU cipta karya yang sejak 2019 diributkan ketua2 organisasi buruh. Mereka dengan meyakinkan membuat ISSUE negatif membakar emosi buruh. Padahal draft RUU belum keluar… tidak ada bukti yg bisa dipakai utk membenarkan ISSUE2 tsb… namun mrk percaya issue itu…. dan percaya saja dibohongi…. meski tanpa BUKTI…!

Hari ini aku menangis lagi… menangisi presidenku lagi…. sebab aku tahu beliau pasti sedang bersusah hati sebab apa yg telah dibangunnya dirusak dengan biadab oleh ISSUE KEJI musuh2 negara dari balik topeng suara "KAMI"…. dan UU yg dibuat utk melindungi rakyatnya difitnahh sebaliknya…

Kemana hilangnya suara jujur rakyat untuknya?

#AkuBersamaJokowi
😭😭😭
Dije [ Jati Erna Sahara ]

Leave a comment